Rabu, 08 Januari 2014

Malaikat Berdosa dan Pangeran Neraka (Putra Iblis) #1


Ketika Tuhan menganugrahkan hidayahNya aku seperti belati karat yang mencoba kembali mengasah ketajamannya. Terlalu lama belati ini tertanam didalam jatung para malaikat.
Seketika istana bergetar, para ksatria berlarian mencari pedangnya. Putra iblis bangkit, demi tanduk yang dipatahkan oleh kenyataan yang pahit dan kata-kata pujangga yang menikam hati. Belati karat menguak segala penyesalan. Perih, sakit, dendam, amarah, dosa, hina, benci, semua menyatu dalam satu sayatan. Bergemalah semesta ketika langit dan bumi bertarung memperebutkan jiwa-jiwa sungsang di tepi durjana senja.

Bayang-bayang kelam menghantui pangerang iblis, tetap setia dengan kerajaan yang telah dibangun dan asasnya. Lagi, lagi dan lagi Tuhan meluluh-lantakan seisi neraka, berhamburanlah para iblis surga dari neraka. Dunia menjadi hitam, dosa berpeluh dengan kebaikan hingga mentari pun enggan menyapa para sastrawan di pagi hari. Apa lagi yang bisa dilakukan, keadaan ini memaksa pangeran menyuarakan kebenaranya dan bersujud kepada Sang Adam. Sejuta dilema mengancam peradaban dunia, belati itu telah kembali di tangan Putra Iblis. Entah akan menjadi kutukan atau justru bencana untuk dirinya. Dimana akan dicari malaikat yang berdosa?

Jam pasir terus bergulir, pantai putih tidak menjawabnya. Alam semesta tidak lagi berkawan. Belati itu akhirnya berontak menghujam dosa-dosa yang berlalu dan doa-doa yang tertutup karat. Pangerang di ujung tebing, tetap dengan tahta atau turun ke bumi. “mengapa hanya malaikat yang Kau beri sayap, andai aku bersayap pasti aku akan selalu mensucikanMu dengan mudah tanpa memanjat tebing-tebing doa…”

Mengepul lepas tambunan asap cerutu kuba di bibir mafia surga. Bergerilyalah sabda-sabda Tuhan sebagai petunjuk kemunafikan dunia. Perang dingin antara pangeran iblis dan intel Tuhan siap dikumandangkan. Cinta bukan lagi sebuah pembenaran yang akan membawa kedamaian. Kasih sayang Tuhan yang akan menutup senja diakhir perjuangan peradaban, wahyu hanya wujud dari akal dan nafsu manusia. Mengeranglah malam-malam dengan air mata pasang dari sang rembulan, asin dan akan meluluhlantakan pesisir. Perang siap dikumandangkan, ksatria siap dengan kuda berderap, mafia siap dengan kaca mata hitam dan senapan angin, malaikat siap dengan sayap-sayapnya, iblis surga siap dengan pelacutnya, putra iblis siap dengan sepucuk belati dan dunia bersiaplah dengan masa depan tulisan-tulisan sastrawan tanpa mentari di pagi hari.

“may day, may day, may day in Mei”

Letupan dosa berhamburan, peringai manusia menjadi kawanan cinta yang terpatahkan. Sejuta harapan tenggelam, belati iblis ditegakan. Mentari pun enggan menyapa wajah sastrawan di pagi hari. Kegelisahan mewarnai seisi hati putra iblis, kini bayang hitam seakan telah menjadi kutukan peradaban. Balada pujangga melarikan diri ke tepi pantai dengan membawa doa-doa yang terlacurkan waktu. Pantai anarki, melepas semua perbatasan sang nakhoda dari dunianya. Bernyanyilah mawar diatas karang "Andai putra iblis dan malaikat bisa menghabiskan senja dan menyambut malam secara bergandengan serta melepaskan belati dan sayap-sayapnya, maka tidak akan ada lagi keraguan mentari menyambut wajah sastrawan sambil memeluk  wine di pagi hari"

Candrasengkala menjadi ramalan tua untuk sebuah petaka. Prasasti-prasasti yang siap merubah peradaban putra iblis dan menebas pakaian kasta diatas bumi. Kebenaran menjadi harga mati bagi para ksatria dan bendera yang akan dibentangkanya. Protol pemotongan tanduk-tanduk iblis dikumandangkan, tidak ada pilihan atas cinta dan perang di muka bumi serta di neraka. Iblis-iblis surga ditebarkan untuk kembali menggoyahkan sang pangeran agar melakukan penyerahan tahta dan sumpah akan berdamai dengan malaikat. Satu sayatan belati karat mencabik isi deklarasi Tuhan akan sebuah genjatan, putra iblis tetap setia akan perjuanganya.

Kini bulan menantikan gemilang, pertarungan abadi setan malaikat meluluhkan seisi bumi. Jiwa-jiwa sungsang termakan oleh iblis surga. Perkumulan ksatria dengan iblis surga merajai puncak, berhamburan benih-benih cinta tidak berdosa ke langit surga. Deklarasi pangeran memerdekakan kebenaran, demi sumpah yang sudah ditangguhkan kini neraka menanti waktu menghancurkan dunia ketika semua mafia surga tenggelam dalam dinginya dosa.

Tawa seorang bayi dan tangisan sebuah pedang, meradang dalam balutan luka ksatria senja. Malaikat berdosa telah lahir ditengah badai yang melanda rahim iblis surga. Tanpa cahaya, hanya rembulan yang setia mejingga menerangi jeritan-jeritan iblis surga untuk malaikat berdosanya, yaa dosa cinta yang terbunuh asmara mawar memerah dari darah pedang kestaria. Demi tangis bulan yang mengering, diletakanya harapan pada malaikat berdosa dan kekuatan cinta untuk meluluhkan ambisi putra iblis.

Senja bergulir malam, kekuatan cinta malaikat berdosa seakan kutukan baginya. Menaklukan hati putra iblis seperti melacurkan diri ke dalam surga. Inilah sebuah takdir yang harus diembannya, atau dunia akan semakin tersesat dengan kebenaran yang masih disimpan sang iblis. “dimana pula akan aku temukan dia, jika putra iblis telah bersujud kepada Adam. Pun neraka tidak memberi tahu, ribuan adam tercipta di bumi” Tanya malaikat berdosa kepada bulan. Bulan menjawab, “tidak perlu kau cari, putra iblis senang berkelana untuk menyelesaikan ambisinya. Nantikanlah waktu, kelak kalian akan bertemu di ruang patah hati, ketika cinta dan kesetian adalah kutukan tapi itulah yang sebenarnya kalian cari.” Membalun kening malaikat berdosa, “ribuan jiwa sungsang juga mencari, apa yang akan membedakan putra iblis dengan sang pencari?”. Dengan tersenyum manis, malaikat menjawab “sebelum menghadapinya, kamu akan menemukan dirinya yang lain. Dia tidak akan asing lagi dihadapanmu, tapi kamu akan asing dimatanya. Ingatkan dengan jawaban-jawaban misteri milikmu, dan dikeningnya membekas sayatan dari belati tuhan”

Menantilah senja terbenam, di tepi pantai anarki malaikat berdosa mengumandangkan  asa akan sebuah cinta dan harapan. Dengung menggema membaluti malam tanpa rembulan, iblis surga melepaskan pelacutnya, sang ksatria melepaskan pedangnya, dan mafia-mafia surga mulai gelisah. Dunia semakin porak-poranda, kebenaran putra iblis masih menjadi batu prasasti. Neraka bergairah, surga dilucuti pangeran iblis, dunia memerah, bulan mejingga, matahari menghitam tertutup gerhana, manusia tenggelam di dalam dinginnya dosa. Tuhan mulai mengumpulkan para sastrawan, mengumpulkan sajak-sajak untuk kembali mewarnai dunia, memperindah harapan-harapan yang terbunuh belati putra iblis. Sang pangeran kembali berdendang, melagukan kepunahan peradaban dan merayakan kematian jiwa-jiwa pencari.

Kekuasaan semesta mematahkan belati pangeran. Cinta membunuh kebiadaban pangeran, membawa diri tersesat akan cinta yang besar hilang dalam genggaman rembulan. Keterpurukan menyudutkan kekuasaan nan gemilang, melemahkan segala ambisi, dan meruntuhkan kepercayaan yang ditanamkan semua leluhurnya. aku ini siapa? Waktu semakin melaju menikam ruang, sebaiknya aku segera bergegas menyelesaikan semuanya. Pangeran kembali mencari ruang kosong, tempat yang dianggap menyenangkan. Pengalaman mengatakan ini adalah ruang patah hati, bangunan antik dengan sejuta kisah klasik. Jauh dari pasang pantai, jauh dari keramaian, jauh dari peradaban manusia pelacur istana. Tanah bisu yang pernah menjadi saksi reformasi, pergelutan antar darah. Yaa ini adalah ruang patah hati, tempat manusia menjual asa dan menyerahkan harapan kepada ketidak pastian. Selamat datang.

Bulan merajam hatinya, harapan malaikat berdosa mengalahkan surutnya cinta rembulan yang sintal. Tapi kutukan malaikat berdosa bukanlah sebuah kutukan, meski dunia menciptakannya untuk menjadi kutukan untuk semua peradaban. Takdirpun berkumandang, di ruang patah hati malaikat akan kembali bertemu dengan sang pangeran yang pupus dengan perjuanganya. Kisah klasik terjadi, prasasti unik terukir, akan bergemalah seisi semesta dan memaksa dewa lotus untuk bernyanyi untuk membangkitkan gairah cinta dan harapan malaikat berdosa. Dewa elpis pun membesarkan harapan kepada malaikat berdosa, merubah kutukanya menjadi anugrah sangsekerta. Ruang patah hati menjadi pencarian dari malaikat berdosa, meski berlainan jalan.

Cinta membenturkan dengan belati yang dipatahkan semesta. Ruang patah hati menjadi pertarungan abadi setan dan malaikat, sejuta harapan jiwa sungsang berterbangan ke langit. Langit menghitam, angkasa menjadi sosok mencekam ketika pangeran memandangnya. Tidak ada satu pun yang bisa membuat kembali tersenyum. Harapan memudar, cinta telah berkhianat. Tiba waktu yang fajar memulai gemilang, menyempitkan pandangan pangeran tertuju kepada sosok malaikat berdosa. Detik ini jejak perih pangeran akan mulai terhapus dengan pelajaran yang namanya ikhlas. Kebenaran putra iblis akan terkuak dihadapan jutaan manusia dan akankah menjadi pengkhianatan terbesar dalam peradaban kerajaan neraka.

-bersambung-


3 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus-bagus-bagus

kayak novelnya sitta karina yg judulnya "aerial"

yaa walopun bahasanya lebih rumit pake banget cerpen bersambungmu ini

aku tahu lo maksutnya, tapi keren kok, sumpah

suka-suka-suka :)

Syarif punkawijaya mengatakan...

belum baca dan baru tahu juga itu novel,,.
emang apaan maksudnya? ini semua cuma imajinasi belaka. bosen liat cerpen yang mengangkat kisah-kisah manusia yang nyata. hahaha

Unknown mengatakan...

aku ada novelnya, tp bukan punyaku cuma nyangkut d aku, kalo berkenan membaca yaa kapan2 tak pinjemin..

yaa ceritanya fantasi modern lah, lebih ke cerita cinta tp ujung2nya, keren pastinya..