Minggu, 12 Januari 2014

Kata Hati Vs Kata-Nya

Sebagian orang memilih pasangan yg 'nyaman' diantara pilihan 'nyaman' atau 'terbaik'. Tapi tanpa sadar kita selalu berdoa yg 'terbaik' bukan 'nyaman'.
Sudah sadar?
Lambat laun lahirlah petuah tua "Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan orang yang salah sebelum kita dipertemukan dengan orang yang benar". Sadarkah jika orang pertama itu adalah kebenaranya yang dikatakan salah, padahal orang selanjutnya adalah salah. Aneh. Mengingkari doa sendiri, sudah syukur dikabulkan tapi malah mengatakan salah.

Niat itu tidak dilafalkan tapi adanya di dalam hati. Kenapa bisa diajarkan dalam hati? Ya karena keikhlasan itu hanya urusan hati dengan Tuhan. Sulit memang memisahkan kata 'ikhlas' dengan 'yaudahlah'. Antara benar-benar ikhlas dengan pupus...

Hati memang hanya Tuhan yg mengetahui. "Kadang apa yang kita pikir itu terbaik belum tentu baik menurut orang lain, kadang apa yang menurut orang lain baik, ternyata itu kesalahan di hadapan Tuhan." Sebagian berkata Tuhan selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya, tapi pernah kita berpikir hidup kita sudah baik? Selalu, selalu, dan selalu tidak pernah puas. Lantas apa sih yang kita cari jika Tuhan saja sudah memberikan terbaik?

Luput, aku bersyukur kepada sang Maha Kuasa Allah Swt, Paduka anugrahkan aku dunia yang rumit membuat hamba sadar jika dunia ini tidak ada baiknya, karena disini (bumi) tempatnya semua kesalahan berkumpul dan bertebaran. Aku bersyukur Paduka telah kirimkan utusan-utusanNya sebagai petunjuk mengurangi kesalahan tersebut. Memang tidak ada yang terbaik tapi nyaman di hati, hamba tersadar dengan begitu 'ikhlas' menjadi berfungsi optimal. Janji surga yang di dalamnya terdapat segala yang terbaik benar-benar akan menjadi milik mereka yang sabar. "Tidak ada kesabaran yang tulus tanpa didampingi dengan sholat, karena di dalam sholat terdapat pelajaran tentang sabar. Dari sholat ada pengajaran untuk menciptakan hati menjadi ikhlas, tidak ada keridhoan yang sebenar-benarnya ridho kecuali diatas kanvas keikhlasan."


Ada 3 pekara di dunia ini menjadi rahasia Allah, rizki, jodoh dan ajal. Tapi dari 3 perkara tersebut 2 diantaranya kita wajib menjemputnya (berusaha meraihnya) tidak sepenuhnya dibiarkan atas kehendak Allah. Ternyata tanpa kita sadar Allah juga memberikan kita kebebasan. Ya kebebasan mencari rizki dan jodoh, sedangkan kematian tanpa kita jemput pasti ia akan datang dengan sendirinya.

2014 Januari 02.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

bisa-bisa maniak ini baca tulisan-tulisan anda

bagus-bagus-bagus

d luar semua yg terjadi, hanya ingin bahwa angin 2012 tetap bersahabat

Syarif punkawijaya mengatakan...

thanks...