Minggu, 22 Juni 2014

PEKA!!! Makan itu peka!

A: kamu gak peka banget sih jadi cowok!?

B: kamu sadar gak, kalo kamu itu juga gak peka jadi cewek?

A: kok bisa?

B: kamu nyuruh aku peka, kamu sendiri juga gak.

A: kapan aku gak peka sama kamu?

B: apa kamu peka ketika aku bohong bilang "aku kangen kamu" "iya aku udah makan" "iya gpp kok, santai aja" dan lain-lainnya yang kamu gak sadari.

A: jadi selama ini kamu bohongin aku? *mulai sedih*

B: kenapa pasang muka sedih gitu? *mulai dipeluk sambil usap-usap punggung*

A: kenapa kamu bohongin aku? *sambil terisak nangis*

B: ya sudah, karena jika aku jujur tidak akan membuat kamu bahagia. tapi aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri jika aku mencintai  dan membuthkan kamu.

-The End-

ada pelajarannya.

1. Mencintai itu understanding. bukan perkara peka saja yang dibahas. kembali ke awal, peka itu masalah perasaan. jika bukan karena perasaan (baca; Cinta) lalu apa yang akan membuat kita bertahan? bukankah karena perasaan saling suka kita bersama? jika dari awal kebersamaan itu lahir karena sebuah tuntutan atau paksaan atau sekedar kontrak tanggung jawab dan sejenis lainnya, jangan tuntut segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah perasaan. fatalnya hal itu bisa membuat seseorang mati rasa, ekstrimnya menjadi pembunuhan karakter, bejonya bisa jadi cinlok.

2. dalam percintaan dan kebersamaan pasti ada pertengkaran. sehebat dan sekeras apapun pertengkaran itu, yang perlu diingat adalah komitmen untuk keputusan di awal untuk menjalani bersama. siklusnya -senang-marah-sedih- apa adanya dia yang kamu pilih, ya itu yang harus kamu terima. kita tidak hidup di surga yang semuanya berisi kebaikan saja dan yang namanya makhluk hidup itu pasti tumbuh dan berkembang. jika suatu ketika ada orang yang kita amat sangat kenal dia menjadi berubah baik perlahan atau signifikan, ya memang seperti yang namanya hidup.

3. pasangan/patner yang namanya saling melengkapi itu bukan yang satu sedih yang satunya ikutan sedih, yang satu merah yang lainnya juga harus merah. jika yang orang-orang banyak bilang harus seperti itu, bagaimana dengan jika yang satu marah berarti yang satu lagi harus marah? bodoh kan!? yang namanya melengkapi itu satu kanan berati yang satu lagi harus menjadi kiri, yang sedih yang satu harus bisa berjiwa besar, itu baru namanya saling melengkapi, bukan hanya sekedar banyak menuntut. boleh banyak menuntut, tapi ingat!!! bukan hanya kerja, Tuhan juga mengajarkan hukum timbal balik. kita mensucikan (beribadah, menyembah, mengagungkan, dan mengikuti perintahnya) Tuhan maka Tuhan akan memberikan yang kita mau.

4. tidak semua hal bisa diandalkan dengan peka. Tuhan menciptakan perasaan memang untuk merasakan, tapi tidak untuk membaca hati. perasaan diciptakan untuk merasakan sesuatu yang memang sulit untuk didekskripsikan lewat kata-kata. itulah mengapa ada air mata, misuhan, teriakan, jeritan, tertawa dan lainnya yang sejenis. jadi, ada beberapa hal memang yang perlu diutarakan dengan tindakan ada juga yang memang hanya perasaan. tindakan dan perasaan itu seperti teori dab praktek, dan dalam kenyataannya bukan teori 50 dan praktek 50, tapi teori 20 dan praktek 80 (hal ini sudah saya buktikan dan beberapa pendapat pengalaman dan guru-guru besar). kesalahan kamu sendiri jika ingin dengan teori yang melebihi dari kapasitasnya (20).

5. ini pesan dari saya pribadi, ”Jangan hanya menjadi orang yang pintar karena membaca buku, tapi jadilah orang yang pintar karena membaca keadaan. karena kita tidak hidup diatas kertas putih.”

Tidak ada komentar: