Entah sudah berapa pekan berlalu,
seperti terbutakan oleh hari. Biasanya kalo sampe buta dengan hari itu karena
sedang ada masalah. Setelah beberapa pekan tidak bertemu dengan masalah,
akhirnya Tuhan yang Maha Adil memberikan saya masalah yang benar-benar membuat
saya cukup untuk kembali memutarkan otak. Syukur, gesernya kali ini tidak
terlalu jauh dari orbit yang sebenarnya. Meskipun masih geser, tapi masih cukup
waras untuk mengingat masalah kedepan yang harus dihadapi.
No!
Bukan tugas yang aneh-aneh, yang
kali ini tugas yang bener-bener pantes dikatakan sebagai masalah. Meskipun sudah
banyak kegiatan diluar perkuliahan dan ternyata saya sudah mengumpulkan hampir
10 sertifikat tapi tidak lupa untuk tetap peduli dengan kewajiban sebenarnya,
yaitu kuliah dan seperangkat tugas-tugasnya. Curcol dikit lah, ada yang dari photo copyan yang harus dijilid,
resensi 10 novel, ditambah lagi sekarang ada yang gak jelas gitu apa maunya
dosen dari sebuah cerpen, masih ada revisi RPP, ujian lisan tentang kuliah
pendidikan, proposal penelitian, dan yang paling ekstrim dari semua itu adalah
tugas bahasa jawa yang sampe detik ini belum ngerti disuruh ngapain itu tugas. Itu
yang baru yang terdata dalam list catatan jidad saya, yang belum diupdate gak tahu tambah apa lagi. Pekan depan pokoknya fakhyeaaaahhhh!
But, lupakan sejenak. Dibalik punggung
yang setia kini mengikuti itu sudah cukup membuat saya keberatan, tidak mau
lagi membuat isi kepala ini menjadi lebih berat. Buat mengisi hiburan yang
tidak terasa ini sudah kembali malam mingu lagi, saya teringat akan tulisan “Pacaran
Vs Nikah” yang belum tersentuh sampai detik ini dari terakhir pulang touring dari
Dieng. Bermimpi untuk menciptakan hal itu menjadi buku sepertinya akan
selamanya menjadi mimpi saja. Masih menikmati menulis sebagai hobby dan hiburan
saja, untuk mencapai tingkat profesi atau royalti biar kebaikan yang Maha
Kuasa aja membalasnya.
Malam minggu lagi, itu judulnya
malam ini. Udah lama gak bahas asmara lagi, setelah kemarin tuntas meledak
mengawali berhenti puasa dengan “Sebatas Cabe-cabean”, sekarang saya mau nulis
yang halus-halus aja. Meskipun saya ini Jomblo, tapi sebenarnya tidak buta
dengan yang namanya percintaan atau bahkan tidak mengerti yang namanya
perasaan. Justru, karena saya mengerti dengan hal tersebut membuat saya memilih
untuk tetap Jomblo.
“Pacaran!? Aku udah pernah kok
dan udah tahu...”
Mau sombong malam ini. Tanpa saya
sadari ternyata segala jenis pacaran itu sudah pernah saya lalui. Dari mulai
Back Street, LDR atau jarak jauh, pacaran bertahun-tahun, punya yang lebih muda
dan tua, pacaran pake surat-suratan, pacaran cuma di dunia maya, pacaran yang
dari dunia maya terus ke dunia nyata, cinta lama bersemi kembali, teman dekat
menjadi pacar, punya pacar lebih dari dua, dan masih banyak lagi sampe saya
lupa model apa aja. Tapi ada satu hal yang belom pernah saya lakukan, yaitu
pacaran dengan sejenis kelamin, hahaha.
Di tulisan-tulisan sebelumnya
sudah pernah saya bahas tentang hubungan atau pacaran. Jika sebagian kalian
berpikir saya mengarang saja, sebenarnya itu salah besar. Sebagian besar
berasal dari pengalaman-pengalaman pribadi semua. Dari pada Cuma menjadi
kenangan usang, kenapa tidak saya bagikan kepada kalian-kalian untuk berbagi
pengalaman. Bermanfaat atau tidak, kata dosen sastra saya itu hanya tergantung
kepada interpretasi pembaca. Kalau penmbaca yang cerdas pasti selalu bisa
menemukan pesan tersirat dari penulis, karena sangat jarang ada penulis yang
menyampaikan amanah yang tersurat. Termaksud tulisan-tulisan saya, sebagian
besar lebih banyak menekan kepada makna tersurat. Jadi, sebenarnya ketika kamu
membaca tulisan-tulisan ini, seperti sedang membaca kode.
Oke, balik lagi ke malam minggu. Malam
minggu, jatahnya malam saling menyenangkan pacar masing-masing. Baik itu
berduan dengan laptop, gitar, motor, atau dengan sosmednya. Yang ngerasa gak
punya pacar biasanya pilihannya Cuma ada dua, pertama tidur-tiduran sambil
onlen, nonton film, ngegame, atau ngerjain tugas, dan yang kedua hangout keluar
dengan teman-temannya, hahaha.
Jangan sedih Mblo, saya akan
memberikan beberapa bocoran kenapa kamu masih aja Jomblo. Seseorang bisa
dikatakan Jomblo kalau dia tidak memiliki pacar. Ya jelaslah, kalau punya pacar
namanya bukan Jomblo lagi, hahaha. Rumusan 4G (baca; For Jie) untuk tidak
Jomblo, perhatikan urutan berikut:
1. Gak
punya temen lawan jenis.
Gimana mungkin
kamu mau punya pacar kalau setiap hari kamu bergaul dengan yang berjenis
kelamin sama. Kecuali, kamu memang pecinta sejenis, hahaha. Jadi luaskan
pergaulan dan beranilah masuk ke dunia yang banyak bisa kamu temui lawan jenis
disana. Maksudnya, “Gimana kamu bisa punya cewek kalo setiap hari nongkrongnya
sama cowok terus?” atau “Gimana kamu bisa punya cowok kalo setiap hari ngumpulnya
sama cewek terus?”
2. Gak
punya kaca.
Kalau setiap
hari ngacanya Cuma pake spion motor kapan bisa punya pacar. Penampilan itu
memang buka segalanya, tapi penampilan bisa mengawali segalanya. gak mungkin
kan ada lawan jenis yang naksir kamu Cuma hanya melihat kamu dari hatinya. Gak usah
munafik, jika terkadang kamu juga mengkriteriakan sebuah penampilan. Jadi jika
sampai saat itu kamu sudah memperluaskan pergaulan dan sudah memiliki pergaulan
dengan lawan jenis tapi masih Jomblo aja, berati kamu perlu memperhatikan
penampilan kamu. Tidak perlu yang mahal-mahal, yang paling penting itu cocok
dan kamu nyaman untuk mengenakan dan nyaman untuk di mata orang lain.
Kaca spion? Cuma
bisa ngeliatin muka sama rambut doang, pakaian yang dikenakan juga mempengaruhi
penilaian seseorang. Kadang emang untuk tampil kece itu perlu modal, gak bisa Cuma
mengandalkan “This is who I am”. Gak apa-apalah sekali-sekali kamu ke salon
untuk facial dan perawatan, lagian untuk mendapatkan pasangan yang kaffah
dengan apa yang kita mau maka perlu harga yang mahal juga. Selamat mencoba dan
mereparasi diri.
3. Gak
punya otak.
Nah, ini nih...
sayangkan udah kece-kece tapi bodoh. Otak itu juga perlu dikasih perawatan. Dengan
apa? Pengetahuan, pengalaman dan pengertian. Tiga hal tersebut bisa kamu dapet
dimana-dimana. Yang ini saya tidak membahas tentang tingkat pendidikan, karena
orang yang berpendidikan tinggi juga belum tentu pintar bersosialisasi. Bersosialisasi
atau berkomunikasi, ini adalah point yang penting. Semakin pandai kamu
berkomunikasi maka semakin banyak orang yang menyukai diri kamu.
Gak usah kuliah
komunikasi buat bisa pandai berkomunikasi, cukup dengan sering membaca tulisan,
buku, koran dan media cetak lainnya itu sudah semakin mempermudah kamu untuk
pandai berkomunikasi.
4. Gak
punya niat.
Ini adalah point
terakhir. Semuanya kembali kepada niatan. Point diatas gak akan berarti kalau
kamu gak benar-benar berniat untuk mengakhiri masa ke-Jomblo-an. Selalu akan
merasa berat di setiap point-point yang sudah saya sampaikan diatas. Sama seperti
halnya sebuah kesuksesan, kita gak akan pernah benar-benar bisa mencapai sukses
jika tidak ada niatan yang kuat untuk mencapai kesuksesan tersebut. Kalau kata
orang, gak mungkin bisa mencapai hasil jika di masa proses kita sudah menyerah
terlebih dahulu. Jadi, niatkan dengan sungguh-sungguh untuk mengakhiri semuanya
itu.
Oke, segitu aja rumusan 4G alasan
seseorang masih saja Jomblo. Kalau ada yang bilang Jomblo itu takdir, buat saya
Jomblo itu pilihan, pilihan untuk tetap menjadi Jomblo atau mengakhirinya malam
ini juga. Tapi ingat! Saya juga tidak menjanjikan jika ketika kamu sudah
berpacaran itu bisa menjamin hidup kamu lebih baik, karena tidak sedikit orang
yang berpacaran hidupnya baik (baca; Galau). Tidak sedikit diantara mereka
justru lebih didominasi dengan kegalauan. Akan tapi, jika kamu bisa menjalankan
3 point pertama, dijamin hidupmu akan lebih baik. “Penampilan yang menarik bisa
menarik perhatian, tapi pribadi yang menarik bisa menarik hati”
Seperti biasa, pesan penutup dari
tulisan saya yang kali ini. “Tidak mungkin kita bisa mendapatkan sukses yang
besar, jika kita tidak berani mengambil resiko yang besar.”
Selamat malam minggu dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar