Sabtu, 21 Juni 2014

Flas Back

Selasa 2011, 22 maret.

Semua berawal dari sana, banyak merubah siapa aku dan merubah apa yang telah direncanakan. Tidak ada hal yang paling menyakitkan dari pada kehilangan, kehilangan segalanya apa yang telah dibangun dengan keringat, air mata dan darah. Persaingan tahta, pengumpulan harta untuk masa depan dengan seorang wanita. Semuanya hilang dalam senja yang terasa begitu temaram. Selasa itu tidak pernah bisa aku lupakan.

Hari-hari yang memeka. perjalanan panjang. malam-malam sepi. Memaksa diri untuk segera mungkin untuk membunuh kenangan dan perencanaan emas masa depan. Aku tidak lagi bisa merasakan untuk hidup. Aku kehilangan gairah untuk terus menatap masa depan, tapi aku juga tidak ingin terlihat lemah. Mencoba bangkit dan kembali menjadi sosok ksatria yang gagah tegap benderap dengan kuda perang.

- Punkroox in sweet memori -


Terperangkap ku di sudut malam.
Diantara bintang dan rembulan.
Ku lihat di belakang ada masa silam.
Aku termenung dan teringat sang mantan.

Ada apakah gerangan pada sepi malam.
Aku hanya ingin ini bukan lagi bagian hidup.
Cerita indah aku dan dia sudah ku tutup.
Kini sudah ku lalui masa temaram,

Angan tak lagi bisa tenang.
Malam ku kini seperti melayang.
Dimana lara manja dan kasih sayang yang meraja.
Seperti lenyap termakan sunyi begitu saja.

Beranjak langkah menanti fajar.
Kisah ku memang tak pernah diukir.
Biarlah semua berlalu dimakan waktu.
Tapi hatiku kini terasa semakin pilu.

Adakah cerita yang lebih menarik.
Antara Punkroox dan Cantik.
Aku yang pertama berharap menjadi terakhir.

Ternyata semesta hanya terdiam dan tak hadir.

Aku galau.
Cintamu begitu anggun.
Bertahta bersama dalam madu, kalau.
Ku temukan senyummu saat terbangun.

Sirna sudah semua cerita khayal.
Cintaku kini telah tersenggal.
Aku dapati diri ini telah gagal.
Tak peduli cerita kita terlalu nakal.

Kisah Punkroox dan Cantik.
Semua lenyap dalam detak detik.
Sebagai pria aku tak mampu lagi berkutik.
Izin kan aku kenang sifatmu yang lentik.

Punkroox in memori Cantik.

Helltown, 2012 February 14.

Detak detik jam terus berdetak, hari-hari biru aku lalui dengan hampa, meski kalender telah berganti tahun. Tidak pernah aku mengerti, aku tetap merasa sepi diantara keramaian, tetap merasa sadar di bawah pengaruh minuman, tetap merasa bodoh dengan semua yang pernah aku bangun. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berpindah ke tempat yang jauh dari semuanya ini. Suatu tempat yang ku berharap bisa temukan kehidupan yang baru, teman-teman baru, lingkungan baru dan perencanaan yang baru.

Perlu waktu lagi untuk menerima dunia baru ini. Ku lihat sekitar, tidak banyak hal yang menarik kecuali hanya menyibak masa lalu. Merasa muak, muak dan muak sekali. Setelah berpindah sejauh ini hanya untuk membuka luka di masa lalu. Aku menyerah dan jatuh.

-Mythomaniac-

Lihatlah malam, dia tak pernah berubah dan tetap hitam.
Tak pernah mendustai akan takdirnya yang gelap.
Lahirlah bulan dan bintang untuk menghiasi rasa padam.
Menghiasi harapan tiap insan yang damai dalam lelap.

Penyiar tetap mengudara di tiap sudut kota.
Suaranya menipu paras.
Sejuta anggapan yang sudah tercipta.
Rusak sudah saat melihat kehidupan yang keras.

Penyair dan ribuan amunisi kata manis.
Meleburkan misiu di tiap hati wanita.
Sederet kalimatnya adalah bomerang apatis.
Mencabik harapan saat ini bukan terlihat nyata.

Nada minor andalan sedu sang musisi.
Tak pernah mengerti maksud jeritan distorsi.
Memainkannya seakan menafikan hati.
Aku sebenarnya hancur atau tersakati.

Apa lagi yang aku miliki?
Duniaku tak lagi memenuhi keinginanku.
Mau ini, mau itu, semua sudah terjajahi.
Apa lagi yang tersisa untukku?

Mimpi?
Harapan?
Khayalan?
Lirih?
Kata?
Sajak?
Cerita?
CINTA?

Entah dimana dia.
Entah masih atau tidak.
Entah benar bahagia.
Aku sudah malas bertindak.

Tak lagi dapat aku pisahkan fiksi dan fakta.
Semua membaur karna aku yang menciptakan.
Setidaknya aku bisa tetap bahagia melihat kenyataan.
Meski hidupku hanya terlahir dari sebuah kata-kata. 

Palace, 2013 May 26

Keputus asaan ini akhirnya membuatku hampir gila. Sampai akhirnya semua berubah sejak bertemu denganmu. Meskipun hanya dalam pertemuan yang singkat dan bahkan aku tidak mengenal siapa pemilik namanya. Aku tidak mengenal dirimu, siapa namamu, dimana rumahmu, berapa nomor hpmu dan bagaimana suaramu. Tapi keyakinanku mengantarkan kepada sebuah perasaan yang selama terkubur di dalam peti sepeninggalannya 2011 silam.

Aku ingin mengenal dirimu, setidaknya aku mengerti siapa namamu agar bisa aku jadikan obyek dalam sajak-sajakku. Seperti kembali menjadi remaja, aku begitu malu dan selalu menjadi gugup ketika berhadapan denganmu. Pantang mundur sebelum mendapat informasi tentangmu. Puas, namun cukup menyakitkan ketika aku mengerti kamu sudah berpemilikkan, padahal aku belum mengetahui siapa namamu hey Wanita.

 

-Oh wanitaku...-

(Klick to play this song)

Apapun yang akan terjadi.

Aku ‘kan selalu mencintai.

Meski kau terus berlari.

Aku takkan pernah berhenti.

 

Lihatlah aku yang mecintaimu.

Liriklah aku yang mengaggumimu.

Hingga dunia tak lagi berpihak.

Aku akan tetap mencintai.

 

Oh wanitaku...

Aku yang akan selalu mencintaimu.

Meski kau tak pernah menyadari.

Besarnya harapku kepadamu.

 

Oh wanitaku...

Kenanglah aku yang pernah mencintaimu.

Meski ku tak pernah bisa memiliki.

Tapi kau selalu di hati...

 

Palace, 2013 June 06.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya hari-hari yang baru Tuhan menyatukan kita dengan ruang yang lebih dekat. Tapi aku bisa apa? Bahkan setelah hampir 2 bulan bersama aku baru mengetahui nama belakangmu. Begitu pecundangnya diriku untuk label kelas playboy bagi mereka. Ketika perasaanku lebih menguasai profesionalan, bahkan menyapamu saja seperti akan menyapa malaikat Izroil.

Berkali-kali aku putar otak agar aku bisa dekat denganmu. Membuat drama? Mungkin ini satu-satunya jalan agar aku bisa dekat denganmu. Sial! Aku justru kini terperangkap dalam drama tersebut. Selalu ada orang ketiga dalam setiap kisah percintaan. antara keyakinan dan perasaan, nyaman dan terbaik.

Keputusanku sintal. Bukan dia tapi kamu. Kamu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Cukup bersyukur, sepertinya drama yang aku bangun perlahan mulai sirna, dan kembali kepada faktanya. Tapi sampai kapan terus terpendam, sulit sekali menyatakan faktanya tentang perasaan ini. Hingga ruang dan waktu yang milik kita berdua, aku tetap mematung dan membisu.

 

-Kaulah segalanya untukku-

 

Kaulah segalanya untukku.

seperti ada matahari yang bersinar dibalik tubuhmu.

membuat seluruh masa laluku bernyanyi.

bintang-bintang di langit membuat rasi wajahmu.

dengarlah, aku sedang jatuh cinta.

 

ketika aku menggenggam tanganmu.

aku merasa seperti berada di roll coster.

meskipun sekejap, segalanya berputar sangat dalam di kepalaku.

dengarlah, aku sedang jatuh cinta.

 

aku menginginkan untuk selalu dekat denganmu.

tapi tidak ada alasan untuk menahanmu.

di malam yang sepi ini.

aku ingin datang menemanimu dan membuatmu nyaman.

 

kaulah segalanya untukku.

tidak ada hal yang benar-benar penting kecuali dirimu.

kaulah segalanya untukku.

matamu yang ingin ku lihat di setiap pagi datang.

kaulah segalanya untukku.

setiap sisi dan waktu selalu bersamamu.

kaulah segalanya untukku.

tidak perlu merasa takut, karena aku akan membuatmu nyaman.

 

Palace, 2014 March 22.

Senja itu kita habiskan bersama di kota pelajar hingga malampun datang menjemput. Hanya aku dan kamu disana. Tapi sedikitpun nyaliku tidak berarti untuk mengungkapkan segalanya. Serangkaian kalimat manis, hanya tinggal di dalam batin, menjadi pahit dengan kenyataan yang ada. Telah berkali-kali aku coba untuk mengutarakan perasaan ini, tapi saat pandangan kita beradu begitu sulit untuk diucapkan. Ada apa gerangan dengan lidahku?

Aku memilihmu karena keyakinanku, bukan sekedar dengan perasaan saja. Tapi sedikitpun aku tidak bisa meyakini dirimu jika aku memang sungguh-sungguh sebenarnya, tidak hanya sekedar mampir lalu pergi.

Terkadang aku juga merasakan takut. Takut akan kehilanganmu, karena sudah cukup 2011 aku merasakan yang namanya kehilangan dan tidak ingin terjadi lagi. Entah belahan dunia mana lagi yang harus aku tuju untuk membunuh kenangan dan perencanaanku. Tapi aku juga selalu lemah untuk membunuh rasa kehilangan itu dan tidak berdaya untuk mengungkapkan kejelasan perasaan ini.

Kamu…

Karya yang tidak bernama menaungi selurung taman hatiku.

Tidak ada komentar: