Jumat, 07 Maret 2014

Tentang Pria

Apa kabar semuanya? Lama sudah tidak posting tulisan. Sebenarnya banyak hal yang dituliskan tetapi kadang ruang dan waktu tidak mendukung sehingga hanya menjadi angan-angan dan akhirnya berlalu dibawa oleh angin senja atau tenggelam begitu saja dalam malam yang sunyi. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, pada kali ini diberi kesempatan untuk kembali menulis diantara waktu dan hari-hari yang terasa sesak (baca;sibuk), bahkan untuk bernafas lega aja susah.

Jika dulu saya suka membahas tentang wanita, wanita dan wanita. Mungkin ini akan menjadi tulisan pertama yang membahas tentang pria. Tidak berarti mengurangi kepedulian saya terhadap wanita, tapi karena kepedulian terhadap wanita maka saya akan sedikit membuka misteri yang selama ini tersembunyi dari kemisteriusan seorang pria dewasa. Diingatkan kembali, ini tentang pria dewasa, maka tidak akan terefisienkan jika melakukan perbandingan terhadap pria remaja.

Dalam pembahas kali ini gak jauh dari tema asmara dan kasmaran. Menarik perhatian seorang pria dewasa mungkin memang sulit, tapi jika ia sudah melirik balik pandangannya terhadap kamu, jangan sia-siakan ini. Terutama lagi bagi pria-pria yang pernah menjalin hubungan serius sebelumnya kemudian gagal. Percaya atau tidak, pria-pria ini adalah pria yang sulit untuk kembali merasakan jatuh hati. Mereka lebih realistis dari pada rasa idealisnya. Jadi jangan langsung bahagia dulu ketika kamu berhasil menarik perhatiannya, bisa jadi itu hanya respon ‘baik’ saja tapi tidak memakai hati atau perasaan. Jadi jangan kaget jika suatu ketika dalam proses PDKT tiba-tiba ia menghilang atau berubah perhatiannya.

Sepanjang pengalaman, ada banyak faktor yang membuat pria memutuskan untuk menghilang dari proses PDKT. Jadi Wanita, silahkan diperhatikan lagi jika kamu tidak mau kehilangannya. Karena pria baik, mapan, dan ramah itu banyak, tapi mencari pria yang dewasa itu langka. Ini dia alasan mengapa ketika proses PDKT pria suka menghilang.

Perasaan tidak nyaman.

Bukan hanya wanita, pria juga butuh kenyamanan. Tidak perlu dengan hal-hal yang baik secara norma sosial, nyaman buat artian pria bukan sekedar perhatian yang harus berkomunikasi setiap hari, menanyakan kabar, bertemu setiap waktu dan lain-lain. Nyaman buat artian pria adalah asik. Survey simpelnya, lihatlah beberapa pria bisa menjadi autis karena ke-asyik-annya. Jadi jangan heran kalo ada beberapa pria yang suka otomotif bisa lebih ganteng kendaraannya ketimbang dirinya, lebih mulus gitarnya ketimbang penampilanya dan tingkat ekstrimnya pria-pria yang suka dengan kendaraan tuanya. Kadang meski sudah bobrok, rusak, bahkan tidak lagi berfungsi tetap dijaganya dan berjuang sepenuhnya. Karena apa? Karena mereka merasa asik. Jika cinta menjadi tolok ukur kesetian pria dewasa, buat saya itu hanya ungkapan di balik nilai asik.

“Setia itu pilihan, kalau selingkuh itu kesempatan.” – Syarif Muhammad

Nyaman mungkin sangat universal, mencakup kesegala-galanya. Tapi nyaman bagi sebagian pria dewasa berbeda takarannya dengan tingkat kenyamanan yang dimiliki wanita. Tentu saja tingkatannya akan lebih tinggi wanita, bukan berarti wanita harus menatap kebawah. Nyaman untuk ukuran pria bisa dibuat plot, selain itu juga cukup mudah dipahami. Hobby, kesukaan, karir, keasikan dan mainan bisa menjadi tolok ukur kenyamanan bagi pria dewasa, karena kebanyakan pria dewasa pasti memiliki dunianya sendiri (baca; bukan karbitan) yang insyallah tidak jauh dari cita-cita dan impiannya. Mungkin mudah dimengerti secara akal logika, tapi tidak menutup kemungkinan kalau pria juga memakai perasaan. 

“Jika pria adalah teka-teki yang rumit, maka wanita adalah teka-teki yang tidak masuk akal.” – Biola Tak Berdawai.

Jadi jangan heran jika ada pria yang suka-suka tiba menghilang begitu saja dari proses PDKT-mu. Berarti kamu sudah tidak asik lagi baginya. Tidak asik disini bisa juga diartikan mungkin kamu terlalu ribet. Tantangan memang sesuatu yang mengasikan bagi pria dewasa, tapi jika kamunya senantiasa pasif, sok jual mahal, atau terlalu banyak jaim, jangan heran lagi jika dia pergi. Kalau kata Lex “Rasanya aneh sekali jika Anda (wanita) berpikir dia tidak akan mengundurkan diri.”

Bukan berarti si pria tidak mau memperjuangankan kamu, hanya saja ia mengundurkan dirinya karena terlalu berharga untuk mengurusi kerumitan hidup kamu yang kamu rumitkan sendiri dan tidak ada akhirnya. Kasarannya, pria dewasa juga butuh wanita yang dewasa pula. Seperti apa itu? Yang ia (pria) cukup bercermin dari dirinya sendiri. Seperti sebelumnya saya tuliskan, “Pria dewasa itu lebih realistis dari pada idealisnya.”

Apakah ini berarti PHP? Saya pikir tidak, pria dewasa tidak akan memberikan harapan apapun untuk hal yang jelas tidak ia miliki. Kalau sudah dilakukan, berarti ia sudah siap dengan segala resiko yang akan dihadapinya. Sama halnya dengan analoginya kendaraan tua. Tapi jika tidak sesuai harapan dan ia menariknya kembali, mungkin karena anda tidak dapat mengahargai komitmennya.

“Meskipun pria jarang memakai perasaan dalam mengatasi masalah, tapi pria juga punya perasaan.” – Syarif Muhammad.

Pria dewasa yang berkualitas tidak akan kebanyakan gaya dan acuh dengan siapapun dia berinteraksi, tapi jika ia tidak menemukan keasyikan maka ia akan menghindari dengan sedirinya. Jika kamu sudah pantas untuk dipilihnya jadi mengertikan bagaimana bersikap dengannya, tidak lagi perlu melakukan hal-hal yang tidak penting jika pada akhirnya visi, misi dan tujuannya sama, bukankah itu yang kita cari? Jadi gak perlu ada pembuktian, karena yang kamu hadapi bukan pria remaja lagi, realistis aja.

Realistis, realistis dan realistis. Kenapa ada nilai yang saya tekan disini? Yaa, karena tanpa sadar ini terabaikan. Dalam kasus ini realistis secara signifikan, “ketika dalam proses PDKT aja udah rumit apa lagi jika sudah bersama nanti.” Bukan berarti pria dewasa tidak mau diajak ribet, hanya ada masalah yang dimasukan kategori masalah dan ada pula yang disebut dinamika kehidupan, bagi pria dewasa. Jadi tidak semua hal (masalah-masalah hidup) perlu dibuat rumit jika mampu diselesaikan, karena masalah itu diciptakan Tuhan bukan untuk sebagai beban, dipelihara dan dikembang biakan, melainkan untuk membuat kita lebih berani, kuat, dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Siapapun ingin hidup tenang, damai dan sejahtera, meskipun pria dewasa suka tantangan. Tapi jika tantangan tersebut hanya diputar-putar dan tidak berakhir, yaa siap-siap ucapkan selamat tinggal kepada priamu. Karena bagi pria dewasa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

Jikalau ada pria yang siap meladeni kerumitanmu itu, cuma ada dua tipe pria yang siap. Pertama pria cupu, nggak laku karena tidak ada pilihan lain. Jadi jika kamu butuh pria yang siap meladeni segala kerumitan hidupmu atau menguntili setia kerumitan hidupmu, ya carilah pria yang gak laku. Lihatlah, berapa besar yang andil dia miliki? Jadi bukan hal yang luar biasa jika ada pria yang terlihat ‘gak’ bisa gandeng wanita-wanita yang penampilannya luar biasa tapi rumit. Fenomena ini pernah menjadi trend, cukup populer dan menggeser kriteria pria idaman. Tapi kita bisa lihat nanti ending’s story, berapa lama si pria bisa terus berpura-pura, dan akhirnya akan keluar pernyataan si wanita kepada temannya “Doi kok sekarang berubah ya?”. Pertanyaan ini akan melahirkan judge “Ternyata semua cowok itu sama aja.” Miris, tapi ini adalah dunia bukan surga yang dimana-mana hanya keindahan aja isinya.

Pria yang kedua adalah play boy yang positif kecanduan dengan namanya tantangan. Sadar simpelnya, kalau bukan karena kecanduan tantangan (dalam asmara) gak mungkin dia mau merumitkan hidupnya dengan mencari wanita lain disaat ia sudah memiliki wanita. Tipis memang bedanya antara play boy dengan good boy, tapi jika berani menyelami lebih dalam akan terlihat jelas perbedaannya. Rahasianya ada di tujuan, atau opsi lainnya bisa dilihat bagaimana dari cara berkomunikasi, berpenampilan dan senyuman. Bagaimana detailnya? Itu akan tetap menjadi rahasia :)

So, jadilah wanita yang nyaman buat pria. Dimulai dari penampilan, bersikap dengannya dan bersikap dalam duniamu sendiri. Dari sini akan lahir nilai ‘asik’, setelah itu baru siapkan dirimu untuk menerima pinangannya. Jika kamu berpikir bisa membuatnya jatuh cinta hanya karena pandangan pertama, insyallah nihil. Karena pria dewasa tidak mencari pacar, tapi patner yang siap menjalani hidup sampai akhir hidupnya.

“Cinta itu tidak hanya saling memandang, tetapi menatap ketujuan yang sama” – Antoine de Saint Exupery.

Sampai disini bisa dipahami dengan sendiri, untuk apa terlalu banyak pilah-pilih jika tujuan yang sebenarnya kita cari adalah sama. Tidak ada manusia yang sempurna, karena kita hidup di dunia bukan di surga. Pria mungkin bisa dengan mudah memahami sebuah kekurangan, tapi tidak berarti ketika pria bisa mengertikan tidak berharap jika itu masih bisa dirubah atau diminimalisirkan. Wanita menginginkan sosok imam yang baik, begitupun pria menginginkan makmum (baca; pendamping) yang baik. Bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk keturunannya.

Terakhir, perlu diingatkan lagi jika ini masih sebatas proses PDKT atau pendekatan (baca; khusus untuk single boy/single girl). Jika sudah menjalin hubungan atau membangun sebuah komitmen, sebaiknya abaikan saja tulisan ini. Saya juga meminta maaf jika terdapat ditulisan ini yang ganjal (baca; Jleb!!!), tidak bermaksud menyinggung beberapa pihak atau melakukan pembunuhan karakter. Anggap saja tulisan ini hanya sebuah tulisan sastra bukan ilmiah (baca; Subyektifitas). Pesan saya, “Don’t be your self before you can be best self.

1 komentar: