Sabtu, 31 Mei 2014

Couple Cave (Nightmare)

Sunday, 2014 Mei 26.
Perjalanan yang panjang, hampir 170Km ditempuh dengan kecepatan rata-rata 40-50Km/Jam. Perjalanan yang sangat fantastik dan alot, tidak hayal jika banyak bokong yang mengumpat kepanasan. Berlaianan sekali dengan perjalan-perjalanan yang pernah saya arungi, untuk pertama kalinya touring yang lebih banyak memakan waktu dijalan ketimbang tujuannya. Terhitung kurang lebihnya 43jam , tapi hampir 20 jam habis untuk menikmati aspal, atau bahasa indahnya adalah merayapi aspal.


Tidak perlu dibantah atau meminta argumen lainnya, saya tidak akan menuliskan bagaimana perjalanannya dan bisa selama itu, bagi saya tidak terlalu menarik jika disandingkan dengan cerita “Ketilang Polisi Di Pintu Tol Semarang” atau “Kejar-kejaran Hujan Kelabing (Kelayapan Bingung) Di Jogja” atau “Fuck GPS BB Syarif Goes To Siung and Baron” atau “Jembatan Kayu Indrayanti” atau “Mega Pro Disurung Mio” ? hahaha. Sudahlah, pelajaran yang ‘cups’ dan akan membuat saya berulang kali untuk mengulanginya lagi. Saya tidak kapok, hanya ‘cups’ akan hal itu.

Goes to Dieng, Telaga Warna yang katanya Negri Kayangan. Keren, penuh mitos disana. Sekilas tampak seperti biasanya tempat wisata, tidak teramat terasa jika itu milik alam lagi. Awal datang, bukan telaganya yang menarik, tapi tepatnya beberapa pohon yang tumbuh dengan tidak normal. Awalnya saya pikir itu adalah catatan mitosnya, tapi setelah berjalan lagi hilang sudah keagungan saya pada keunikan beberapa pohon. Yes! Pohonnya tidak natural, mereka melengkung karena buatan. Saya melihat ada beberapa pohon yang masih muda yang baru saja lepas dari cangkok. Setelah menyadari ini tidak lagi merupakan kekuatan alam, saya tidak lagi merasa kagum (baca; Bosan).

Hey liat itu, ada beberapa hal biasa tapi saya paksa buat unik. Yes ini adalah patung Gajah Mada, sedikit merasa terhibur sampai akhirnya berubah menjadi petaka setelah mengetahui jika patung tersebut disembah oleh beberapa umat. Dibalik panik, saya coba untuk tetap enjoy dan lebih berhati-hati lagi. Bukannya saya percaya dengan hal yang begituan*, hanya saja mencoba untuk menghormati yang namanya kepercayaan orang lain. Yes! Saya pluralisme, karena kita hidup di negara yang multikultural dan bhineka tunggal ika. Sisi lainnya karena saya ‘cups’ dengan yang namanya kekuatan mitos atau mistik.

Setelah itu saya melihat beberapa gua atau dalam bahasa inggrisnya cave. Sekilas memang tidak seperti dengan gua-gua yang ada di tv, gua ini sangat kecil dan cukup terbuka. Couple Cave atau Gua Pasangan yang menarik buat saya. Why? Jelas saja karena saya ini masih jomblo, mungkin lebih tepatnya sengaja mejomblo. Bukan tidak mau mencari, usaha, berdoa atau tidak ada yang mau, tapi saya memilih untuk menikmati kebebasan sempurna sebelum terikat dengan ikatan pernikahan. Tapi saya juga tidak mengatakan jika pacaran, HTS, atau ttm-an itu tindakan yang sia-sia, mengurangi kebebasan dan tidak baik dengan berbagai alasan kebudayaan atau agama. Hanya saja, dengan kesendirian ini bisa membuat saya lebih memiliki ruang gerak yang lebih luas, mengenal siapapun yang saya suka, wanita manapun dan kapanpun. Berpergian kemana saja yang suka tanpa harus ada yang dipikirkan untuk ditinggalkan, baik yang bersifat sementara atau permanent.

Oke balik lagi ke Couple Cave.

Dengar-dengar Gua ini memiliki kemampuan buat mereka yang sulit menemukan jodoh dan lain-lainnya yang sejenis dengan makna tersebut. Tidak ada niat serius, tapi mencoba mengambil pict sambil bertapa di depan Gua tersebut, seperti benar-benar sedang bertapa. Karena konon di tempat tersebut sering dipakai tempat bertapa oleh orang-orang terdahulu. Ketika bertapa sambil ambil pict tanpa sadar dalam batin saya sempat bertanya “Siapa yang jodoh gua nanti?”. Bealive it or not, setelah itu langsung ada hawa yang lain dari balik saya, seperti ada sosok yang halus dan besar bergerilya di punggung saya. Setelah ambil pict saya langsung cabut dan berlari ke teman saya untuk melihat hasil gambarnya. Ada dua alasan, pertama apakah pictnya menangkap perasaan saya? Untuk menutupi saya yang ketakutan. Hasilnya seperti bisa diliat sendiri, bersih saya sendirian disana.

Setelah itu melihat lagi Gua-Gua yang lainnya dan nananina (skip),...

Selasa, kurang lebih pukul dua dini hari, kembali tiba di Solo dengan keadaan selamat tapi tidak lengkap. Pertama, dari enam lebar isi dompet saya tinggal selembar aja tapi tanggal baru masih sepekan lagi. Kedua, tidak tahu kapan, tapi setelah sampai kos baru sadar sepatu yang saya kantongin plastik dan digantung di gantungan motor tinggal sebelah. Tapi ada oleh-oleh yang mungkin akan sangat sulit dipercaya, ada kumbang dalam bagasi motor saya. Hal itu benar-benar saya sadari ketika rabu malam setelah saya cek sendiri. Kaget luar biasa! Babimana mungkin!!? sebelumnya ketika dijogja saya bertukaran motor dengan Kakak saya, itu bagasi saya kosongkan untuk meletakan pakaian-pakaian kotor selama diperjalanan. Ketika packing bagasi dengan matol, itu dalam ruangan dan benar-benar tidak ada seranngga apapun. Jikapun kumbang itu terselip dipakaian saya, mesti ketika saya melipat-lipat pakaian akan terasa.

Oh my Damn!!!

Saya tidak mengada-mengada dalam menulis cerita ini, ada saksinya dan saksinya itu yang menyadarkan saya ketika dia ingin mengisi bensin motor saya. Malam itu (hari Rabu) saya belum berani mengecek lebih jauh dan akhirnya cukup membuat saya insomnia karena memikirkan dari mana kumbang tersebut datangnya.

Kamis, sekitar pukul delapan. Dengan keragu-raguan dan jantung yang berdetak cepat saya beranikan diri untuk membuka bagasi tersebut. Bermodalkan sapu ijuk, kumbang itu cukup besar sekitar tiga kali dari tutup botol Mizone berhasil saya keluarkan dari bagasi motor. Sialnya, dia berhasil mengorek-ngorek busa motor saya sampai kulit, masih bersyukur tidak membolongin kulit motor saya. Tadinya sempat terpikirkan untuk merawat kumbang tersebut, tapi saya takut ini bukan kumbang biasa. Logikannya, jika iya sudah dari Dieng di motor saya dan terhitung dari Selasa dini hari berati dia sudah ada dalam bagasi motor saya sampai Kamis pagi masih aja hidup? Padahal bagasi saya itu sangat sesak sampai buat ditutup aja joknya itu harus ditekan. Keputusannya kumbang itu saya binasakan dengan cara yang cukup sadis. Yes! Bakar! Entah memang si kumbang punya kulit yang tebal atau bagaimana, tapi cukup lama saya menantikan kumbang itu benar-benar binasa. Ketika api masih berkobar-kobar itu kumbang masih saja bergerak.

Sudahlah, setelah itu saya update status tentang oleh-oleh, ketika yang lainnya menuliskan tentang pengalaman-pengalamannya sepanjang perjalanan dan kemudian saya ambil posisi mapan untuk tidur.

Yeah! Disinilah akhir dari sepanjang prolog diatas, sesuai dengan judulnya “Couple Cave”. Setelah kumbang itu saya binasakan, setiap saya tidur PASTI selalu hadir sosok wanita yang bisa saya katakan “Fuck yeah!!! Dia lagi dia lagi...” saya seperti sedang dihantui dan membuat saya menjadi malas untuk tidur. Mungkin mimpi pertama hal yang wajar, tapi masih mau bilang wajar jika terhitung tidur pertama Selasa dini hari sampai Jumat siang tadi mimpinya selalu bertemu dia. Meskipun setingan mimpinya berbeda-beda tapi gadis itu selalu muncul. Heran banget, yang tidur Cuma sejaman aja mimpinya ketemu dia lagi dan dia lagi.

Setelah tidur terakhir tadi siang, saya langsung bangun karena mimpinya paling jelas alurnya, cukup radikal, dan membuat saya langsung terjaga dengan jatung masih berdebar-debar. Jelas alurnya, saya seperti tidak dalam mimpi, semua wajah-wajah disana sangat seperti nyata dan masih dalam satu sisi dunia saya. Radikal, dengan keadaan setengah naked tapi masih pakai segi tiga tiba-tiba gadis itu masuk kamar saya. Gak usah berpikiran porno, saya ketika itu malah panik karena, pertama saya saat itu keadaan setengah naked, kedua jelas banget ada tulisan “Tamu wanita dilarang keras masuk kamar” bisa mampus kalo ketahuan warga, ditambah lagi keadaan saya setengah naked tadi. Ketika dia di dalam kamar saya dengan wajah polos, tidak berdosa, dan merasa tidak bersalah senyam-senyum ke saya. Pengen banget ngomong “What are you fucking doing here!?” tapi takutnya kasar banget baginya jadinya yang terucap Cuma “What are  you doing here?”. Lagi, lagi dan lagi dengan wajah yang polos anak kecil yang minta dibeliin permen bilang “Aku mau ambil flash disk, besok mau ngumpulin RPP”.

Fuck, damn it!

Dalam keadaan panik gitu mana saya inget dimana itu FD, spontan saya ambil semua celana saya cari itu FD sembari memakai celana. Gak ketemu. Saya keluar kamar untuk melihat keadaan, karena yang saya pikirkan bagaimana mengeluarkan gadis itu dari kamar saya sekarang juga sebelum ada warga yang liat. Ketika kembali ke kamar, jantung saya rasanya mau copot liat ada Kakak saya yang dari Jogja di dalam sana, “Babimana saya harus menjelaskan keadaan ini!? Ini tidak seperti yang dia pikirkan.”

Doooorrr!!!

Benar saja, kalimat yang pertama keluar “Ngapain lo berduaan ama cewek di kamar!?” saya speakless. Belum selesai dengan satu pertanyaan, Kakak saya langsung menunjuk arah sleting saya yang masih terbuka dan terlihat amarahnya beliau dan langsung ambil buku dari rak saya dan mendekati saya ingin memukul saya dengan buku tersebut sambil bilang “Lo itu, nananina...!!?” sambil tertunduk dengan keadaan siap dipukul gadis tadi langsung menahan Kakak saya dan bilang “Stop!!! Kalo Mas pukul dia, berati juga pukul saya juga.” “Kamu itu siapa? Mau-maunya masuk kamar cowok?” Kakak saya. “Nama saya Nananina, saya nananina Syarif di nananina dan sekaligus nananina Syarif juga.” Gadis. Setelah dia mengucapkan itu saya langsung kaget dan menatap matanya, sedetik kemudian dia bilang “Iya kan Rif? Kita akan renda nananina yang sesungguhnya dari nananina yang sekarang ini...” dengan wajah polos anak kecil dan sambil melempar senyum untuk membuat saya tenang.

Pernyataan dan pertanyaan yang membuat saya benar-benar lebih terkejut dan mengumpat “What the fuck!?” dan... yes! Saya langsung bangun dengan posisi duduk. Cukup berkeringat dan tetap dengan tempo jatung dalam alunan Punkrock, dug tak, dug tak, dug tak dan dug tak. This fucking Nightmare! Setelah mengatur nafas, tiba-tiba saya teringat dengan Couple Cave. Oh my damn! All this is true!? Entah ini bagian dari petaka dari ketidak senonohan saya selama di Dieng atau hal lainnya, tapi yang pasti saya benar-benar tidak nyaman dengan diri saya. Setiap bertemu dengannya di dunia nyata sekarang seperti melihat sesuatu yang menakutkan, tapi tidak saya nafikan saya mencoba beberapa kali ingin melihat kembali matanya, but I’m fucking scarez! Selalu saja terbayang “Oh my damn, apa jadinya gua nanti dan darah Punkrock dalam diri gua kalo Ibunya seperti itu?”

But, akhirnya semuanya ditutup dengan the power word on this world “Ya sudahlah”.

Kenapa saya ingin ceritakan semua ini? Bukan agar kalian tahu apa yang sedang terjadi dengan saya, tapi dulu saya juga pernah mengalami hal ini, empat malam berturut-turut mimpi bertemu dia. Setelah saya menceritakan hal ini kepada khalayak umum, keesokannya saya tidak lagi bermimpi bertemu dia. Semoga melalui postingan tulisan ini bisa berhasil dan tidak lagi mimpi bertemu dia. Mohon doanya. Jika benar karena Couple Cave, saya pikir ini sudah lebih dari cukup, mpun nggih. Saya mau tidur dulu, semoga tidak ada lagi mimpi yang sama, yang terakhir cukup membuat saya nananina lah... sweet morning.


Ini cerita singkatku, mana ceritamu?
nb: nananina = sensor, bisa kalian interpretasikan sendiri senyamannya kalian.

Tidak ada komentar: