Minggu, 17 November 2013

Dia Adalah Aku




Mereka bilang dia adalah malaikat.

Lugu dan tidak berdosa.
Hey, ini bukan dunia yang ihsanat.
Ketika semua manusia adalah adiwangsa.

Parasnya memang halus bak kapas.
Senyumnya memang manis bak gendis.
Tatapanya memang polos bak kertas.
Suaranya memang rindang bak detas.

Tapi dia adalah manusia.
Pernah terjerat hal yang sia-sia.
Pernah terhatam sebuah badai.
Dan menjadi bangsai.

Proses kehidupan yang sulit diterima.
Ditambah, ketika putra Iblis harus menjadi sosok cucu Adam.
Ketersesatanya adalah aku dan dilema.
Semakin dalam, semakin temaram, semakin menguak kisah kelam.

Yaa, ini sebuah kenyataan.
Dia adalah Aku.
Sepotong episode masa lalu.
Malaikat yang berdosa dan Iblis yang menyimpan kebenaran.

Aku memang bukan lelaki yang turun dari surga.
Meski aku tak pernah datang ke surga.
Tapi aku seperti melihat bidadari surga.
Keelokan dan ketaatan itu membuat aku merasa menemukan jalan ke surga.

Wahai Malam.
Izinkan aku berdoa pada-Nya.
Tentang hari-hari yang cedayam.
Bersamamu dan di jalan-Nya.

Palace, 2013 November 11.

Tidak ada komentar: